
Pantai
Matras di Pulau Bangka punya panorama yang memesona. Selain hamparan pasir
putih dan suasana yang sepi, pantai ini juga punya keunikan. Ada danau dangkal
berisi air tawar yang bisa dijadikan tempat berbilas untuk wisatawan.
Pangkal
Pinang menjadi ibukota provinsi kepulauan ini, dan menyimpan berjuta keindahan
alam yang belum banyak dieksplor wisnus maupun wisman. Sejak munculnya film
Laskar Pelangi yang syuting di Belitung, bolehlah dibilang, ini jadi titik awal
kemajuan pariwisata Provinsi Babel. Namun kebanyakan orang jadi mengenal nama
Belitung saja, dan melupakan Bangka yang letaknya di sebelah utara.
Desember
2012 lalu saya dan keluarga, tanpa direncanakan sebelumnya, terbang dari Yogya
ke Pangkal Pinang karena harus menghadiri acara mendadak. Ini jadi kesempatan
saya untuk menikmati beberapa tempat wisata alam, dan mencicipi kuliner yang
ada di Pulau Bangka.
Cuaca
cerah sangat mendukung eksplorasi itu. Saya dan keluarga langsung tancap gas ke
Pantai Matras, yang lokasinya sederet dengan Pantai Parai. Pantai Parai lebih
rapi dan terkonsep, juga modern, karena di dalamnya terdapat beberapa cottage
untuk menginap. Di pantai ini pula tersedia beberapa permainan air dan
pemandian air panas. Karena tiap orang dikenai biaya retribusi Rp 25.000, kami
lebih memilih menikmati Pantai Matras.
Pantai
Matras sangat berbeda dengan Parai yang banyak pengunjungnya. Pantai Matras
belum terkonsep rapi, masuknya pun tanpa biaya retribusi. Begitu sampai, saya
takjub dengan merdunya suara ombak. Air pantai yang biru seakan menyatu dengan
awan. Pasir yang putih bersih seperti tak pernah dijamah wisatawan.
Saya
heran, pantai seindah ini, mengapa tak ada wisatawan yang datang? Hanya ada
anak-anak dari penduduk sekitar yang berlarian, dan mencoba mengumpulkan timah
di pesisir pantai. Pantai Matras yang seperti pantai pribadi langsung membuat
saya jatuh cinta, bahkan dengan seluruh pulau ini.
Di
pinggir pantai terdapat karung-karung pasir, entah siapa yang menyusunnya
dengan sedemikian rapi. Sinar matahari yang bersahabat dengan kulit membuat
saya betah menikmati pantai ini.
Satu
hal yang unik dari Pantai Matras adalah sebuah danau mungil berisi air tawar di
dekat bibir pantai. Airnya bening dan dangkal, sehingga biasa digunakan
pengunjung untuk berbilas sehabis mandi air laut. Di sekitar danau air tawar
ini, pemandangannya juga tak kalah indah.
Sambil
mandi dan berfoto ria, saya melihat anak-anak penduduk sekitar berusia sekitar
10 tahun bermain dengan piring kecil. Mereka memutar-mutarkan piring itu ke air
dangkal. Ternyata mereka sedang menambang timah, yang nantinya akan dijual Rp
100.000/ kg.
Deru
suara ombak dan halusnya pasir pantai membuat saya takjub dan bersyukur atas
lukisan Yang Maha Kuasa. Bukan pertama kali saya menginjakkan kaki di Bangka,
namun inilah pertama kalinya saya dimanjakan oleh keindahan alam pulau ini. Tak
ada satu pun tempat seperti Pantai Matras. Percayalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar